Bekasi memiliki arti nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka (ahli bahasa sansekerta dan jawa kuno) secara filosofis bekasi berasal dari kata chandrabhaga. Chandra berarti “bulan” yang dalam bahasa jawa kuno bersinonim dengan sasi. Bhaga berarti “bagian” yang secara etimologis kata Chandrabhaga berarti bagian dari bulan. Kata ini berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya disingkat menjadi Bhagasi yang dalam pelafalan bahasa belanda ditulis “Bacassie” kemudian berubah menjadi bekasi hingga kini.
Dikenal sebagai “Bumi Patriot” dimana para pejuang berjuang disini sampai titik darah penghabisan melawan penjajah. Balada kepahlawanan tersebut tertulis dalam guratan puisi heroik Chairil Anwar yang berjudul “Karawang – Bekasi”. Sejarah kabupaten Bekasi terbentuk oleh enam tokoh berjasa dalam pendirian “Panitia Amanat Rakyat Bekasi” yakni, KH. Noer Ali, Mayor Madnuin Hasibuan, R. Supardi, Namin, Aminudin, dan Marzuki Urmaini.
Bersama sekitar 25.000 masyarakat Bekasi yang berkumpul memenuhi Alun-Alun Bekasi (sekarang antara Jalan Veteran dan Jalan Pramuka, Kota Bekasi) pada 17 Januari 1950 mereka menghasilkan apa yang disebut Resolusi Rakyat Bekasi. Hasil dari Resolusi rakyat Bekasi kemudian dibacakan oleh Entong Gani bin Saadih yang merupakan rakyat awam.
Lebih jelasnya, isi dari “Resolusi 17 Januari” tersebut adalah:
Penyerahan kekuasaan Pemerintah Federal kepada Republik Indonesia.
Pengembalian seluruh Jawa Barat kepada Negara Republik Indonesia.
Tidak mengakui adanya pemerintahan di daerah Bekasi, selalu pemerintah Republik Indonesia.
Selain itu juga, rakyat Bekasi menuntut kepada pemerintah agar nama Kabupaten Jatinegara diganti menjadi Kabupaten Bekasi. Alasannya, jika dilihat dari segi sejarah wilayah dan jangkauan wilayah administrasi, khususnya pada periode 1945-1950, sesungguhnya Kabupaten Jatinegara merupakan gabungan dari dua distrik besar yaitu Distrik Bekasi dan Distrik Cikarang.
Guna mengenang peristiwa resolusi rakyat Bekasi yang menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Bekasi, pemerintah mendirikan Tugu Perjuangan Rakyat Bekasi di lapangan antara Jalan Veteran dan Jalan Pramuka pada 5 Juli 1955. Selain itu juga, untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-10 dan berdirinya Kabupaten Bekasi yang ke-5.
Perjuangan Membentuk Bekasi
Bekasi memiliki arti nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka (ahli bahasa sansekerta dan jawa kuno) secara filosofis bekasi berasal dari kata chandrabhaga. Chandra berarti “bulan” yang dalam bahasa jawa kuno bersinonim dengan sasi. Bhaga berarti “bagian” yang secara etimologis kata Chandrabhaga berarti bagian dari bulan. Kata ini berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya disingkat menjadi Bhagasi yang dalam pelafalan bahasa belanda ditulis “Bacassie” kemudian berubah menjadi bekasi hingga kini.
Dikenal sebagai “Bumi Patriot” dimana para pejuang berjuang disini sampai titik darah penghabisan melawan penjajah. Balada kepahlawanan tersebut tertulis dalam guratan puisi heroik Chairil Anwar yang berjudul “Karawang – Bekasi”. Sejarah kabupaten Bekasi terbentuk oleh enam tokoh berjasa dalam pendirian “Panitia Amanat Rakyat Bekasi” yakni, KH. Noer Ali, Mayor Madnuin Hasibuan, R. Supardi, Namin, Aminudin, dan Marzuki Urmaini.
Bersama sekitar 25.000 masyarakat Bekasi yang berkumpul memenuhi Alun-Alun Bekasi (sekarang antara Jalan Veteran dan Jalan Pramuka, Kota Bekasi) pada 17 Januari 1950 mereka menghasilkan apa yang disebut Resolusi Rakyat Bekasi. Hasil dari Resolusi rakyat Bekasi kemudian dibacakan oleh Entong Gani bin Saadih yang merupakan rakyat awam.
Lebih jelasnya, isi dari “Resolusi 17 Januari” tersebut adalah:
Selain itu juga, rakyat Bekasi menuntut kepada pemerintah agar nama Kabupaten Jatinegara diganti menjadi Kabupaten Bekasi. Alasannya, jika dilihat dari segi sejarah wilayah dan jangkauan wilayah administrasi, khususnya pada periode 1945-1950, sesungguhnya Kabupaten Jatinegara merupakan gabungan dari dua distrik besar yaitu Distrik Bekasi dan Distrik Cikarang.
Guna mengenang peristiwa resolusi rakyat Bekasi yang menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Bekasi, pemerintah mendirikan Tugu Perjuangan Rakyat Bekasi di lapangan antara Jalan Veteran dan Jalan Pramuka pada 5 Juli 1955. Selain itu juga, untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-10 dan berdirinya Kabupaten Bekasi yang ke-5.